"..JALAN SUFI.."
..Pelajaran al-Rumi..
Seketika
dalam semedi ku, aku didatangi Jalaluddin al-Rumi.. Dalam batin ku jugalah Ia-nya
bersembunyi Diri.. Sosoknya ibarat seorang pemuda yang tampan tidak
terperi.. Tuturnya lembut membelai ke dalam jiwa ku yang kasat mata
maknawi..
AL-RUMI :-
“..Wahai Seniman Sufi, perdengarkanlah dengan telinga batin mu.. Dan
leburkanlah nyanyian ku ini sehingga ke dalam jiwa rohani mu..
Ketahuilah, bahawa inilah mara bahaya yang sedang membelenggu para
seniman dan pemikir kesenian di zaman mu..”
AKU :-
“..Aku sedang mendengarnya, wahai Sang Air Hidup (Al-Rumi).. khabarkanlah.. Aku sedang memberikan perhatian ku..”
AL-RUMI :-
“..Sesungguhnya
bagi seorang seniman atau pemikir, kehalusan puisi, kelembutan dalam
bait kata-kata, keindahan dalam irama melodi, dan kesempurnaan dalam
menggambarkan sesuatu, adalah merupakan sebuah sarana penyampaian
filsafat-nya yang dalam dan penuh dengan makna tersembunyi.. Melalui
sarana itu, maka mereka akan lebih mudah meresapkan sesuatu masuk ke
dalam jiwa manusia sekitarnya.. Bah kan, ianya sangat berpengaruh dalam
segenap lapisan masyarakat..”
AKU :-
“..Lalu di mana kesalahannya, wahai Sang Air Hidup (Al-Rumi)..? Khabarkanlah pada ku yang fakir ini.. Agar aku lebih jelas dalam menjalani masa keberadaan zahir ku ini..”
AL-RUMI :-
“..Wahai Seniman Sufi, perhatikanlah kata-kata ku ini.. Sesungguhnya seluruh
ilmu ciptaan manusia dan hikmah yang berkiblatkan kepada Yunani dan
barat, hanya akan membuatkan seseorang menjadi semakin jauh dari
kebenaran Allah, serta hanya akan mengakibatkan manusia menjadi semakin
bodoh, tertipu, terbelenggu, dan hanya mengagumi dirinya sendiri..
Ketahuilah bahawa itu semua hanyalah kulit yang kosong dan hampa..
Barangsiapa yang sangat mendambakan kebahagiaan hakiki, maka hendaklah
dia menjauhi filsafat Yunani dan barat, walau kebanyakkan orang justeru
menganggapnya sebagai hikmah.. Ini adalah kerana semua filsafat Yunani
dan barat hanyalah sebuah hasil dari khayalan dan gambaran akal
mereka, serta tidak memperolehi sinar cahaya DZAT MAULANA YANG MAHA
AGUNG.. Hasil filsafat dari khayalan dan gambaran itu hanyalah terbit
dari prasangka dan rasa keraguan yag dibenarkan, dan merupakan satu dari halangan
terbesar menghalangi kedekatan manusia dengan Tuhan.. Inilah mara
bahaya besar yang sedang berulang kembali menyelubungi dan membelenggu
zaman mu..”
AKU :-
“..Sangat
benar perkataan mu, wahai Sang Air Hidup (Al-Rumi).. Lalu apakah saran
mu pada ku dalam menjalani zaman ku ini, wahai Sang Air Hidup.. Apakah
aku harus menukarkan air yang menghilangkan dahaga, dengan cahaya yang
menyuluh kegelapan..?”
AL-RUMI :-
“..Itulah
sebabnya kenapa para Nabi diturunkan.. Kemudian disambung oleh para
Waliullah.. Sehinggalah sampai ke zaman mu, dan engkaulah yang sedang
memikulnya.. Iaitu menukarkan air yang menghilangkan dahaga, dengan
cahaya yang menyuluh kegelapan.. Ada pun hikmah yang diajarkan para
Nabi dan para Waliullah, adalah merupakan sebuah hikmah yang hakiki..
Kerana hikmah yang diajarkan itu memperolehi sinar dari DZAT MAULANA
YANG MAHA AGUNG.. Siapa saja yang mendapatkannya, maka dia benar-benar
memperolehi banyak kebajikan dan kesejahteraan.. Inilah yang tidak
diperolehi oleh ajaran filsafat Yunani dan barat yang mendahulukan
kepentingan duniawi semata-mata, serta dengan leluasa membelakangkan
Tuhan.. Mereka melebarkan teori dan filsafat melalui urutan dalil
pendahuluan, dan mengambil kesimpulan dengan rekaan aqli yang tidak
akan pernah mencapai maksud yang diinginkan.. Maka semua filsafat
mereka penuh dengan kesempitan dan keterbatasan.. Barangsiapa yang
meyakininya, maka terpasunglah dia kepadanya.. Orang yang hidup dengan
keyakinan seperti itu akan nampak seperti sempurna, namun hakikatnya
mereka berjalan tempang, penuh kesempitan dan keterbatasan.. Wahai Seniman Sufi, dengarkan pertanyaan ku.. Bagaimana
engkau melihat air yang menghilangkan dahaga itu..?”
AKU :-
“..Hakikatnya
air itu bukanlah yang sebenar-benar matlamat Hidup.. Melainkan sebab
lahiriah dari pencorakan kehidupan semata.. Itu masihlah termasuk
zahir, yang batinnya adalah Dzat Wajibul Wujud.. Sesungguhnya orang
yang terbelenggu dengan sebab lahiriah, maka dia sebenarnya telah
mencampakkan dirinya sendiri kepada hal yang memperdayakan dan
membinasakan..”
AL-RUMI :-
“..Justeru lihatlah
cahaya yang menegak dari atas dan merata ke seluruh hamparan bumi..
Hidup yang menghidupi dalam tarian jiwa rohani.. Yang diiringi gendang
dzikir kerinduan alam semesta.. Tabuhlah gendang mu dan kayuhlah sampan
mu ke samudera hijau.. Lihatlah ikan-ikan yang beraneka warna dan
ragam, namun janganlah engkau terpedaya dengannya.. Di tengah samudera
hijau itu, engkau akan melihat cahaya permata tiram yang menyilau
terang.. Gapailah, dan bawalah ke zaman mu..”
AKU :-
“..Tunjukkanlah aku jalan ke sana, wahai Sang Air Hidup..”
Al-Rumi
menarik tangan ku melintasi seluruh samudera hijau yang menyilau..
Memperlihatkan gedung Ilmu Allah yang terpasak di tengah samudera
dalam.. Mengimbangi.. Al-Rumi terus memberikan palajaran.. Dan aku terus melantunkan syair-syair erti..
“Renangilah ke seluruh samudera hijau
Dalam damai sejahtera tarian asyik
Diiringi gendang irama syahdu
Yang menggunung pun akan rebah
Saat terpanggil panggilan Kaabah..”
Nukilan;
Pondok Anak Jawi
This entry was posted
on Selasa, 7 Februari 2012
at 10:35 PTG
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.